Selasa, 26 Mei 2009

Download Gratis Buku “Ilusi Negara Islam”

Download Gratis Buku “Ilusi Negara Islam”

Buku “Ilusi Negara Islam” Diluncurkan

By Republika Newsroom
Minggu, 17 Mei 2009 pukul 01:06:00

JAKARTA–Tiga tokoh Islam moderat meluncurkan buku berjudul “Ilusi Negara Islam”: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia.

Peluncuran buku berlangsung di Hotel Gran Melia Jakarta, Sabtu malam, dihadiri tiga tokoh Islam moderat yakni mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif dan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KH Mustofa Bisri (Gus Mus).

Selain peluncuran buku juga ditampilkan seri video “Lautan Wahyu: Islam sebagai Rahmatan lil-Alamin”.

Peluncuran buku itu juga dihadiri mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, Calon Wakil Presiden (Cawapres) Wiranto, mantan Ketua Umum DPP Golkar Akbar Tandjung serta sejumlah undangan.

KH Mustofa Bisri mengatakan, buku setebal 322 halaman yang diterbitkan atas kerja sama Gerakan Bhineka Tunggal Ika, the Wahid Institute dan Maarif Institute merupakan hasil penelitian lapangan dan konsultasi selama lebih dari dua tahun.

Buku berisi rekomendasi untuk menghadapi dan mengatasi gerakan Islam garis keras ini melakukan penelitian lapangan di 24 kabupaten di 17 provinsi dan melibatkan tidak kurang dari 30 peneliti yang kebanyakan dari jaringan Universitas Negeri Islam (UIN).

Mereka, katanya, telah melakukan wawancara mendalam terhadap 591 responden yang berasal dari 58 kelompok dan organisasi yang berbeda.

Buku ini juga dilengkapi dengan hasil konsultasi para ulama, intelektual, aktivis ormas Islam, para pengusaha, praktisi pendidikan, dan pejabat pemerintah yang merasa prihatin dengan perkembangan gerakan Islam transnasional di Indonesia.

Menurut Gus Mus, penelitian lapangan dan konsultasi dengan para tokoh ini berhasil mengungkap asal usul ideologi, agenda, dana, sistem, dan jaringan gerakan Islam transnasional.

Sementara itu Gus Dur mengatakan studi ini dilakukan dan dipublikasikan untuk membangkitkan kesadaran seluruh komponen bangsa khususnya para elit dan media massa tentang bahaya ideologi dan paham Islam garis keras yang di bawa ke Tanah Air oleh gerakan transnasional Timur Tengah.

Ketiga tokoh ini juga menegaskan pentingnya melestarikan Pancasila dan UUD 1945, NKRI serta nilai-nilai luhur agama yang menjiwai bangunan bangsa dan negara Indonesia yang sekarang dibayang-bayangi oleh infiltrasi paham dan aksi-aksi gerakan transnasional yang meresahkan. ant/pur

untuk memperoleh bukunya secara gratis download disini atau klik gambar berikut :

Sumber Berita:http://www.republika.co.id/berita/50771/Buku_Ilusi_Negara_Islam_Diluncurkan


1 komentar:

Anonim mengatakan...

Buku 'Ilusi Negara Islam' Mengadu Domba Ummat
By Republika Newsroom

YOGYAKARTA -- Peneliti Yogyakarta, Dr Zuli Qodir, Adur Rozaki MSi, Laode Arham SS, Nur Khalik Ridwan SAg melakukan protes terhadap buku 'Ilusi Negara Islam' yang diterbitkan The Wahid Istitute, Maarif Institute dan Gerakan Bhineka Tunggal Ika. Buku tersebut dinilai tidak sesuai dengan apa yang mereka teliti dan isinya mengadu domba umat Islam.

''Saya tidak berani lagi pulang ke Madura, karena terbitnya buku ini. Bisa-bisa saya dikalungi clurit karena buku ini mengadu domba umat Islam,'' kata Abdur Rozaki di Kantor Republika Yogyakarta, Senin (25/5).

Dijelaskan Zuli Qodir, isi buku 'Ilusi Negara Islam' bukan merupakan hasil penelitiannya meskipun mereka disebut sebagai penelitinya. Sebab isi dari buku tersebut telah menyimpang dari apa yang mereka teliti. Selain itu, pihaknya juga tidak dilibatkan dalam proses penerbitan.

''Kami tidak pernah diajak dialog di dalam proses menganalisis data dan membuat laporan peneliltian sampai penerbitan menjadi sebuah buku,'' kata Zuli.

Bahkan, lanjut Zuli, dalam proses pengumpulan data, beberapa nama yang dicantumkan dalam buku tersebut sebagai peneliti jauh hari sudah mengundurkan diri namun masih dicantumkan, seperti Khalik Ridwan dan Abdur Rozaki. Sehingga keduanya sudah tidak terlibat lagi dalam tahap penelitian mulai dari pengumpulan data, analisis data, penulisan laporan hingga penerbitan buku.

Kata Zuli, tujuan penerbitan buku 'Ilusi Negara Islam' telah bergeser dari riset yang semula bertujuan akademik kepada politis. Kondisi ini diperkuat hampir semua peneliti daerah yang namanya tercantum dalam buku tersebut tidak pernah diajak untuk berdialog menganalisis temuannya dalam kerangka laporan hasil penelitian yang utuh.

''Para peneliti daerah namanya dicatut hanya sebagai legitimasi politis dari kepentingan pihak asing. Sebagaimana dilakukan Holland Taylor dari //Lib for All,// Amerika Serikat yang begitu dominan bekerja dalam kepentingan riset dan penerbitan buku ini.

Karena itu, peneliti Yogyakarta menuntut kepada //Lib for All// untuk menarik peredaran buku tersebut jika tetap mencantumkan nama-nama peneliti Yogyakarta. ''Kami menghimbau kepada para peneliti dan intelektual Indonesia untuk lebih berhati-hati dan tidak mudah diperalat dan dimanipulasi oleh kepentingan agen intelektual asing yang bekerja di Indonesia,'' tandas peneliti Yogyakarta.

Bahkan yang aneh dari peneribatan buku tersebut adalah pencantuman KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur sebagai editornya. Padahal selama ini Gus Dur terganggu penglihatannya sehingga tidak mungkin Gus Dur bisa mengeditnya. ''Ini sudah kebablasan,'' kata Abdur Rozaki.

Sementara Ahmad Suadey, Direktur The Wahid Institute kepada Zuli Qodir mengirim SMS bahwa dirinya tidak tahu persis isi buku 'Ilusi Negara Islam' yang diterbitkannya. Karena itu, dirinya merasa kaget ketika mendapat protes dari peneliti Yogyakarta.

''Aku malah baru tahu ini. Kalau gitu perlu klarifikasi ke //Lib for All.// Kalau perlu teman-teman bikin nota protes tertulis. Aku gak keberatan karena saya tidak berhubungan dengan isi sama sekali,'' kata Ahmad Suaedy. -hep/ahi

Posting Komentar

Selasa, 26 Mei 2009

Download Gratis Buku “Ilusi Negara Islam”

Download Gratis Buku “Ilusi Negara Islam”

Buku “Ilusi Negara Islam” Diluncurkan

By Republika Newsroom
Minggu, 17 Mei 2009 pukul 01:06:00

JAKARTA–Tiga tokoh Islam moderat meluncurkan buku berjudul “Ilusi Negara Islam”: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia.

Peluncuran buku berlangsung di Hotel Gran Melia Jakarta, Sabtu malam, dihadiri tiga tokoh Islam moderat yakni mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif dan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KH Mustofa Bisri (Gus Mus).

Selain peluncuran buku juga ditampilkan seri video “Lautan Wahyu: Islam sebagai Rahmatan lil-Alamin”.

Peluncuran buku itu juga dihadiri mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, Calon Wakil Presiden (Cawapres) Wiranto, mantan Ketua Umum DPP Golkar Akbar Tandjung serta sejumlah undangan.

KH Mustofa Bisri mengatakan, buku setebal 322 halaman yang diterbitkan atas kerja sama Gerakan Bhineka Tunggal Ika, the Wahid Institute dan Maarif Institute merupakan hasil penelitian lapangan dan konsultasi selama lebih dari dua tahun.

Buku berisi rekomendasi untuk menghadapi dan mengatasi gerakan Islam garis keras ini melakukan penelitian lapangan di 24 kabupaten di 17 provinsi dan melibatkan tidak kurang dari 30 peneliti yang kebanyakan dari jaringan Universitas Negeri Islam (UIN).

Mereka, katanya, telah melakukan wawancara mendalam terhadap 591 responden yang berasal dari 58 kelompok dan organisasi yang berbeda.

Buku ini juga dilengkapi dengan hasil konsultasi para ulama, intelektual, aktivis ormas Islam, para pengusaha, praktisi pendidikan, dan pejabat pemerintah yang merasa prihatin dengan perkembangan gerakan Islam transnasional di Indonesia.

Menurut Gus Mus, penelitian lapangan dan konsultasi dengan para tokoh ini berhasil mengungkap asal usul ideologi, agenda, dana, sistem, dan jaringan gerakan Islam transnasional.

Sementara itu Gus Dur mengatakan studi ini dilakukan dan dipublikasikan untuk membangkitkan kesadaran seluruh komponen bangsa khususnya para elit dan media massa tentang bahaya ideologi dan paham Islam garis keras yang di bawa ke Tanah Air oleh gerakan transnasional Timur Tengah.

Ketiga tokoh ini juga menegaskan pentingnya melestarikan Pancasila dan UUD 1945, NKRI serta nilai-nilai luhur agama yang menjiwai bangunan bangsa dan negara Indonesia yang sekarang dibayang-bayangi oleh infiltrasi paham dan aksi-aksi gerakan transnasional yang meresahkan. ant/pur

untuk memperoleh bukunya secara gratis download disini atau klik gambar berikut :

Sumber Berita:http://www.republika.co.id/berita/50771/Buku_Ilusi_Negara_Islam_Diluncurkan


1 komentar:

  1. Buku 'Ilusi Negara Islam' Mengadu Domba Ummat
    By Republika Newsroom

    YOGYAKARTA -- Peneliti Yogyakarta, Dr Zuli Qodir, Adur Rozaki MSi, Laode Arham SS, Nur Khalik Ridwan SAg melakukan protes terhadap buku 'Ilusi Negara Islam' yang diterbitkan The Wahid Istitute, Maarif Institute dan Gerakan Bhineka Tunggal Ika. Buku tersebut dinilai tidak sesuai dengan apa yang mereka teliti dan isinya mengadu domba umat Islam.

    ''Saya tidak berani lagi pulang ke Madura, karena terbitnya buku ini. Bisa-bisa saya dikalungi clurit karena buku ini mengadu domba umat Islam,'' kata Abdur Rozaki di Kantor Republika Yogyakarta, Senin (25/5).

    Dijelaskan Zuli Qodir, isi buku 'Ilusi Negara Islam' bukan merupakan hasil penelitiannya meskipun mereka disebut sebagai penelitinya. Sebab isi dari buku tersebut telah menyimpang dari apa yang mereka teliti. Selain itu, pihaknya juga tidak dilibatkan dalam proses penerbitan.

    ''Kami tidak pernah diajak dialog di dalam proses menganalisis data dan membuat laporan peneliltian sampai penerbitan menjadi sebuah buku,'' kata Zuli.

    Bahkan, lanjut Zuli, dalam proses pengumpulan data, beberapa nama yang dicantumkan dalam buku tersebut sebagai peneliti jauh hari sudah mengundurkan diri namun masih dicantumkan, seperti Khalik Ridwan dan Abdur Rozaki. Sehingga keduanya sudah tidak terlibat lagi dalam tahap penelitian mulai dari pengumpulan data, analisis data, penulisan laporan hingga penerbitan buku.

    Kata Zuli, tujuan penerbitan buku 'Ilusi Negara Islam' telah bergeser dari riset yang semula bertujuan akademik kepada politis. Kondisi ini diperkuat hampir semua peneliti daerah yang namanya tercantum dalam buku tersebut tidak pernah diajak untuk berdialog menganalisis temuannya dalam kerangka laporan hasil penelitian yang utuh.

    ''Para peneliti daerah namanya dicatut hanya sebagai legitimasi politis dari kepentingan pihak asing. Sebagaimana dilakukan Holland Taylor dari //Lib for All,// Amerika Serikat yang begitu dominan bekerja dalam kepentingan riset dan penerbitan buku ini.

    Karena itu, peneliti Yogyakarta menuntut kepada //Lib for All// untuk menarik peredaran buku tersebut jika tetap mencantumkan nama-nama peneliti Yogyakarta. ''Kami menghimbau kepada para peneliti dan intelektual Indonesia untuk lebih berhati-hati dan tidak mudah diperalat dan dimanipulasi oleh kepentingan agen intelektual asing yang bekerja di Indonesia,'' tandas peneliti Yogyakarta.

    Bahkan yang aneh dari peneribatan buku tersebut adalah pencantuman KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur sebagai editornya. Padahal selama ini Gus Dur terganggu penglihatannya sehingga tidak mungkin Gus Dur bisa mengeditnya. ''Ini sudah kebablasan,'' kata Abdur Rozaki.

    Sementara Ahmad Suadey, Direktur The Wahid Institute kepada Zuli Qodir mengirim SMS bahwa dirinya tidak tahu persis isi buku 'Ilusi Negara Islam' yang diterbitkannya. Karena itu, dirinya merasa kaget ketika mendapat protes dari peneliti Yogyakarta.

    ''Aku malah baru tahu ini. Kalau gitu perlu klarifikasi ke //Lib for All.// Kalau perlu teman-teman bikin nota protes tertulis. Aku gak keberatan karena saya tidak berhubungan dengan isi sama sekali,'' kata Ahmad Suaedy. -hep/ahi

    BalasHapus